Selasa, 05 Agustus 2008

03 Agustus 2006. lereng Merapi

bergerak dari malioboro dengan 4 motor dan 6 penumpang,
sekitar jam 19.30 wib, tiba di Desa Kinahredjo lereng selatan Merapi, langsung ke Pak Pujo di Pelemsari untuk singgah sebentar dan menitipkan motor,
Rupanya rumah itu sudah penuh dengan motor, hingga sekedar untuk menyandarkan motor aja begitu susah, tapi dengan pengalaman sebagai seorang tukang parkir, akhirnya berhasil juga memarkir 4 motor di sela-sela berjubelnya parkiran. Saling sapa dan jabat tangan dengan handai taulan yang sudah duluan ada di sana. Ngobrol sana obrol sini tentang pengalaman terakhir, maklum lama tidak saling ketemu. Baru sekitar jam 21.00 wib, saat gamelan mulai bertalu, kita ber 6 berangkat ke rumah juru kunci Merapi untuk menyaksikan wayang kulit semalam suntuk. Sudah banyak masyarakat lereng Merapi dan aktivis pecinta alam yang sering nongkrong di kampung itu, sudah berjejal di sekitar panggung, menyaksikan wayang sambil masing-masing sibuk dengan selimut sarungnya. Hampir semua warga yang hadir menyaksikan wayang kulit sambil menahan hawa yang sejuk menusuk kulit hingga terasa di tulang, suasana malam yang dingin di desa tertinggi di Jogja.
Kisah yang dilakonkan ki dalang adalah tentang awal mula adanya Gunung Merapi dan gunung-gunung di Pulau Jawa. Pagelaran wayang kulit berlangsung lancar hingga pagi, sementara sedini itu masih saja banyak warga yang mondar-mandir sekitar rumha Mbah Marijan, sekedar menikmati suasana malam di Kinahredjo.
hmmm............setiap tahun, di awal bulan ruwah di sebuah desa negeri di awan !

Tidak ada komentar: