Senin, 25 Agustus 2008

jam 1 pagi turun dari Kaliurang ke SARDA

setelah terlibat pembicaraan dan cerita pengalaman dari masing-masing peserta "sidang semi resmi" di lobi nya Wisma Muhamadiyah Kaliurang,
peserta Si Jon Poni dan Davidnya, Cethok, Pak Suatmaji dan Irfan, Mas JAm, dengan pendengar yang entah ada berpa jumlahnya malam itu.
dengan teh panas yang kemudian jadi es teh tawar, seperangkat snack plastikan yang berlimpah, berbatang-batang rokok di asbak, kami berkumpul dan bercerita tentang masa lalu, hingga pagi menjelang.
Dini hari itu aku berpamitan dengan beliau-beliau tuk pulang ke Jogja, sekitar jam 01.00 wib tiga motor melincur turun menyusur jalan Kaliurang. Sesampai di bawah Hotel Rose Inn di Desa Sambi satu motor berbelok ke kiri, Pak Didik Kupret pulang ke pondoknya yang berada di pinggir Kalikuning.
Hanya aku dan Irfan yang memacu motor dengan cepat karena keburu kedinginan di jalan, maklum malam itu memang dingin banget, secara naik motor dari Klaiurang ke Jogja, hingga berhenti sejenak di Ring Road utara karena kena lampu merah. Melanjutkan pergerakan ke malioboro dengan melingkar daerah Kotabaru dan kita berpisah di depan Hotel Garuda Inn.
Irfan menuju ke "Bintang Cafe" di Sosrowijayan, aku langsung menuju Kepatihan buat istirahat dan rupanya di Kantor SAR sudah ada Tekek, Embut< Lopek dan Bam yang baru saja menyelesaikan satu botol aqua besar, minuman keras warna coklat bercampur coca-cola. Ada yang sudah tewas tertidur, masih ada juga yang bertahan dengan nonton TV dan ngegame di komputer.
Berceritalah aku tentang suasana DIKLAT SAR HW di Wisma Muhamadiyah Kaliurang, apa yang terjadi di sana, jumlah peserta dan suasana yang terbentuk dari materi kelas itu.
mundurnya jadwal acara hingga pemberian materi yang 'ala kadarnya', namun masih ada ketertarikan peserta ddan antusias panitia penyelenggara.
akhirnya aku tertidur di samping Embut yang juga sudah kepayahan dengan minuman topi miring dan anggur merah yang baru aja dibeli Bam.
tapi sebelumnya aku masih sibuk ngebrik dengan Pak No dan Togog di frekuensi 429, sambil membaca puisi deng iringan lagu instrumentalia dari stasiunnya Togog.
hingga pagi dan frekuensi sudah sepi, aku bangunkan Sisca dengan telpon, dan berbicara sebentar hingga aku terlelap tidur, setelah di luar sudah dikumandangkan adzan subuh, artinya hari sudah pagi dan aku masih saja melek.
rupanya Embut juga tidur di sampingku, hingga pagi kita dibangunkan dengan dering telepon dan sms yang masuk.
"MIDUN MENINGGAL DUNIA TADI MALAM"
Ah........seakan nggak percaya dengan apa yang kudengar dari pembicaraan Embut di telepon dengan Gabul di sana. Aku baru separoh nyawa saat bangun tidur, dan meraih HP ku segera dan kubaca sms dari Yosep, terlihat jam sedah menunjuk angka 07.15 wib sms itu masuk, artinya aku sudah cukup tidur sejak subuh tadi.
hampir tidak percaya dengan berita ini, secara kita ber5 baru kompak-kompaknya bergaul dengan keluarganya. Istrinya yang baru kukenal namanya sejak di RSU PKU pagi itu, bojonya Midun yang bernama Rini tapi dipanggil Reni di desanya. Cukup sedih dan nggak karuan suasana hatinya, melihat suami yang terbujur kaku di ruang jenazah dan belum disucikan.
suasana di depan rumah sakit dan kamar jenazah RSU PKU Muhamadiyah Jogja.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

wekh... iki blog-e jabriiik tho... apik.. apik...apikk tenan... yo wis, sukses yo

SuGeNg "JaBriK" TriYoNo mengatakan...

matur nuwun Kang,
iki kabeh mbiyen seko ajaranmu !