Senin, 25 Agustus 2008

dari rumah sakit ke rumah duka

sudah banyak teman dan kerabat yang berkumpul di depan kamar jenazah. garasi ambulan RSU PKU Muhamadiyah Jogja, kesibukan menunggu kepastian rumah duka, memastikan tuk dibawa kemana rencananya, menurut istri pinginnya dibawa ke Boyolali tempat mertua.
tapi tunggu dulu kedatangan kakak yang ada di Jakarta, terdengar kabar ikut go show penerbangan jam 12 siang dari jakarta, sambil menunggu kedatangan kakak almarhum, evakuasi jenazah yang sudah dimandikan dan rapi dengan kain kafan, bergerak ke rumah duka di Desa Kopen Boyolali.
dengan mobil rescue kita antar almarhum ke rumah duka, aku dan Samoe sebagai sopir di depan, di samping jenazah ada Punpun, Yosep Kingkong dan Embut, dengan satu mobil keluarga bergerak cepat ke arah jalan pasar kembang dan berbelok ke kanan arah Hotel Garuda, meringkas jalan ke arah Kotabaru dan melintas Jalan Langensari Pengok, lewat Demangan yang macet motor karena lampu merah, teman Midun marah-marah dan emosi dengan misuh kepada pengendara motor, langsung menuju jalan solo ke arah timur terus hingga Klaten kota.
sekitar jam 10-an sampailah jenazah di rumah duka, sudah siap semuanya, sarana dan pra sarana pemakaman sudah ready for use, pemindahan jenazah dari dragbar ambulan ke keranda, ditutup dengan kain batik jarik, dan menunggu keputusan keluarga, seharian di siang panas berangin itu, dengan sejuk pohon di desa, obrolan panjang dan hilir mudik para pelayat, menghabiskan waktu panjang penantian kedatangan kakak korban dari Jakarta, seorang intel polisi dari kesatuan Airud Mabes POLRI, dengan istri dan anaknya yang masih kecil.
akhirnya mobil jemputan sudah datang sekitar jam 19.00 an, dari Solo penerbangan dari jakarta jam 16.00 wib.
diskusi panjang yang melelahkan, perdebatan antar kedua bapak, mertua dan kandung, belum ada kesepakatan soal tempat pemakaman, di Boyolali atau di Mataram Lombok NTB. sekitar pukul 21.00 an ada keputusan soal tempat pemakaman, disertai dengan tangisan anak dan istri yang pingsan, sementara kakak ipar bingung tidak karuan, akhirnya dipindahkan lagi jenazah dari keranda ke dragbar mobil rescue, dibawa ke RSUD Boyolali, menunggu kepastian tiket pesawat ke Lombok. membeli peti jenazah seharga 1.100.000 rupiah, dengan imbalan 200.000 kepada pengrukti jemazah, sebagai imbalan pembungkusan kembali jenazah, menambah plastik dan kain kafan pembungkus ulang, hingga tebal banget. nampak di ujung pocongan.
dimasukan ke peti jenazah dan diangkat ke mobil ambulan, berangkat menuju bandara Adisumarmo Solo, untuk masuk cargo dan karantina penerbangan sipil.
jam 23.00 an, semua pelayat dari Jogja bergerak pulang, ada 5 mobil bergerak beriring hingga finish di bakmi goreng depan AMPLAS jalan solo.
semua makan dan semua merasa lelah, akhirnya kita bubar, dan aku diantar hingga jalan KHA Dahlan ke RSU PKU JOgja ambil motor dan nganter kain penutup keranda milik rumah sakit, malah diberi pakaian yang tertinggal di kamar jenazah,
pulang ke kepatihan mampir beli minum dan sampai di kepatihan dengan Kantor SARDA yang ksosong terkunci, akhirnya minum banyak-banayak dan tertidur lelap hingga bangun karena terdengar suara riuh kesibukan kantor.
yang

Tidak ada komentar: